Subscribe

Sabtu, 16 Mei 2009

Janin Tak Berkembang VS Janin Terganggu






Janin yang tidak berkembang dan janin terganggu merupakan hal yang sering menghantui ibu hamil. Apalagi, kasus janin tak berkembang ini bisa terjadi berulang, lho. Telisik penyebabnya, plus cara penanganan yang tepat.

Rita (32) harus menelan kenyataan pahit. Janin yang dikandungnya, yang baru berusia satu bulan, dinyatakan tidak berkembang oleh dokter. Ini adalah kali kedua Rita mengalami hal yang sama. Pada kehamilan sebelumnya, janin yang dikandungnya juga tak berkembang. Kenapa kasus tersebut bisa berulang? Bisakah Rita hamil lagi dan punya anak?

Janin yang tidak berkembang adalah janin yang tidak tumbuh. Menurut Dr. Arju Anita SpOG, diagnosa janin yang tidak berkembang biasanya pada trimester pertama (di bawah tiga bulan) usia kehamilan. Ada juga yang telah mencapai trimester kedua tetapi biasanya pada trimester pertama sudah terlihat.

"Dengan catatan, jika di tempat yang dikonsultasikan oleh ibu hamil itu memiliki alat USG (Ultrasonografi). Jika tidak ada USG, susah," ujar spesialis kebidanan dan kandungan dari RS YPK Jakarta ini. Akibatnya, tak jarang dijumpai ibu yang sudah hamil hingga empat atau lima bulan tetapi ternyata sebenarnya janinnya tidak berkembang atau hanya tampak kantongnya saja. Tentu saja, lebih cepat terdeteksi, lebih baik. Ada dua jenis janin tidak berkembang, yaitu :

1. Janin yang dari awal tidak tampak.
Hanya ada kantong kehamilan yang bahasa medisnya disebut blighted ovum (kantong kosong). Tidak tampak janin sama sekali, yang ada hanya semacam suatu rongga di dalam rahim. Pada USG akan tampak gambaran hitam, berisi cairan, dan tidak tampak bayangan calon janin sama sekali.

2. Sudah mulai tampak bayangan calon janin.
Gambarannya biasanya pipih dan kecil berada di dalam rahim. Disebut tidak berkembang kalau memang diameter dan panjang janin tidak sesuai dengan usia kehamilan. Biasanya pemeriksaan kehamilan ini dilakukan secara serial, yaitu minimal dua kali dengan jarak dua minggu. Bilamana didapatkan ukuran janin tidak bertambah atau bertambah tetapi sesuai dengan pertambahan usia kehamilan, itu yang disebut dengan janin tidak berkembang.

Penyebabnya Beragam
Ada beberapa penyebab janin tidak berkembang, antara lain :
* Genetik
Ini adalah faktor utama. Bukan faktor keturunan, melainkan dari sperma atau sel telur. Dalam hal ini kualitas dan kuantitas sperma serta sel telur tidak baik sehingga saat penyatuan keduanya hasilnya tidak berkembang secara prima.

Menurut Anita, hal ini biasanya mengarah ke blighted ovum. "Yang jelas, kalau bicara tentang blighted ovum, kita bicara juga tentang kualitas dan kuantitas. Faktor ini bisa berulang dan bisa tidak, tergantung ada masalah produksi sperma dan sel telur atau tidak," ungkapnya. Penyebab kualitas sperma dan sel telur macam-macam, tergantung dari produksi "pabriknya" (sel telur dari indung telur dan sperma dari produksi spermanya).

Jadi, otomatis gangguan dari proses pembentukan itu bisa bermacam-macam dan tidak bisa dipastikan, dari faktor higienis atau infeksi. Bisakah dicegah? "Susah. Karena sel telur dan sperma sudah ada sejak kita di kandungan ibu. Gangguan-gangguan itu muncul begitu kita lahir."

* Infeksi TORCH
Infeksi disebabkan oleh toksoplasma, rubella, CMV atau cito megalo virus, herpes simplex I dan simplex II. Dalam hal ini yang dilihat adalah reflek di tubuh kita, yaitu terbentuknya antibodi terhadap kuman dan virus ini. Jika diasumsikan bermasalah harus segera diterapi. Sebaiknya pemeriksaan ini dilakukan sebelum hamil agar tidak menganggu kondisi si ibu.

Jika sudah hamil sebaiknya dilakukan terapi sepanjang kehamilan. Untuk faktor yang disebabkan infeksi semua terapinya dengan oral atau obat yang diminum.

* ACA (anticardiolipin) atau pembekuan
Terbentuknya faktor pembekuan yang menyumbat pembuluh-pembuluh darah yang arahnya ke janin sehingga akhirnya pertumbuhan janin terhenti.

Penyebabnya karena faktor imun dimana tergantung pada sensitivitas masing-masing orang. "Semisal, kakak kandung kita memiliki ACA tinggi, walaupun bersaudara belum tentu kita memiliki ACA tinggi. Orang yang tadinya tidak memiliki ACA tinggi, di kemudian hari bisa memiliki ACA tinggi," jelas Anita.

Jadi, begitu ada kehamilan dia mengangap kehamilan ini musuhnya dan langsung terbentuk pembekuan. Darah membeku dan menyumbat daerah-daerah yang arahnya ke janin. Janin otomatis tidak mendapat suplai baik makanan, minuman, maupun oksigen.

Jika terjadi seperti ini harus segera diterapi, yaitu dengan memberikan obat anti pembekuan darah (bisa berupa obat minum atau suntik, tergantung seberapa berat kasus).

Jika si ibu dikondisikan sudah normal kembali, pada saat hamil pun biasanya dalam pengawasan ketat dan tetap diterapi sampai bayi lahir. Pasalnya, sewaktu-waktu bisa terjadi pembekuan lagi yang menganggu suplai makanan sehingga mengakibatkan janin tidak berkembang atau pertumbuhan bayi terhambat.

Janin Terganggu

Gangguan pada janin bukan monopoli trimester pertama. Bisa saja terjadi di kehamilan trimester kedua atau di atas 6 bulan (sekitar 24 minggu). Kasus ini disebut perkembangan janin terganggu (PJT).

*Beda dengan janin tidak berkembang karena pada janin tersebut ada organ-organ tubuhnya. Hanya pertumbuhannya saja yang terhambat. Maksudnya, janin ini sudah merupakan bayi kecil tetapi tumbuhnya tidak sesuai dengan usianya," jelas Anita. PJT nantinya bukan hanya mempengaruhi ukuran tubuh bayi saja. Lantas apa saja penyebabnya?

* Intake atau asupan makanan dan oksigen kurang berkualitas. Padahal, makanan diperlukan untuk proses penyempurnaan organ.

* Kurangnya mengatur pola hidup, istirahat, dan makanan, pasti akan menganggu penyerapan dan proses aliran oksigen. Alkohol dan rokok pun bisa berpengaruh buruk.

* Seorang ibu yang memiliki masalah dengan organ tubuhnya, misalnya paru. Hal ini mengakibatkan janin tidak bisa menyerap 100% oksigen dengan baik. Penyakit pada si ibu akan mengganggu suplai oksigen atau metabolisme sehingga makanan yang masuk tidak diserap. Hal ini mengakibatkan berat badan si ibu tidak bertambah.

* Schizophrenia dan gangguan halusinasi.
PJT biasanya harus dipantau secara baik oleh dokter, tidak bisa hanya dipantau bidan. Sebab, dokter harus mencari dan menghilangkan faktor yang menyebabkan PJT.

Selain itu perlu juga dilakukan USG serial, dalam arti dilakukan dalam jangka waktu tertentu dan di tempat tertentu untuk membandingkan perkembangan janin.

Tekanan darah di daerah janin dan tali pusar juga perlu dilihat. Hal ini untuk melihat apakah tekanan darah di daerah tersebut terlalu besar sehingga suplai ke bayi seperti "ditolak". Dalam arti, suplai makanan yang seharusnya kencang, malah pelan.

Bisa Dicegah

Janin tidak berkembang dan perkembangan janin terganggu dapat dicegah, kok. Berikut caranya.

- Periksa pranikah
Lakukan juga pemeriksaan pra kehamilan (cek infeksi dan ACA). Jika memang ada infeksi atau lainnya, bisa segera diterapi. Terapi sebelum kehamilan adalah paling baik dan ideal, agar kondisi ibu cukup siap lahir dan batin.

- Lakukan terapi
Jika seorang ibu sudah mengalami keguguran dan diketahui menderita infeksi tertentu, coba tunda dulu kehamilan berikutnya dan lakukan terapi. Pencegahan kehamilan bisa dengan kondom atau menghindari masa subur.

- USG serial
Jika terlanjur hamil dan ternyata ada masalah, lakukan terapi. Tidak ada kata terlambat untuk terapi daripada nantinya berakibat jelek pada si bayi. Sebaiknya pemantauannya secara lebih baik terutama dengan USG serial.

- Jangan stres
Tetap berusaha dan jangan putus asa. Rasa putus asa otomatis akan membuat faktor stresor tinggi dan mempengaruhi kesuburan.

Harus Dikuret
Jika janin dinyatakan tak berkembang, harus dilakukan penguretan. "Janin tidak berkembang harus dikeluarkan karena jelas-jelas tidak berkembang. Bagaimana pun seorang ibu mencoba mempertahankan, tidak ada gunanya. Karena oleh tubuh, janin itu sudah dianggap asing atau benda mati, otomatis secara psiologis, reflek tubuh akan mencoba mengeluarkannya.. Sehingga biasanya si ibu akan mengeluarkan flek-flek dan memang harus dikuret," papar Anita.

Jika janin yang tidak berkembang disebabkan infeksi, sesudah dikuret harus diterapi untuk menghilangkan infeksi tersebut agar hal tersebut tidak berkurang. Jika telah dilakukan pemeriksaan berulang dan dinyatakan bersih dari infeksi, baru boleh hamil.

Keadaan si ibu tetap harus dipantau lagi. Begitu hamil, biasanya akan dilakukan pemeriksaan ulang untuk melihat titer dari antibodinya, cenderung ada kenaikan atau tidak. Karena kemungkinan infeksi ini muncul lagi, tetap ada.



Sumber: Nova

Tidak ada komentar:

Posting Komentar